Wagub DIY: Jogja Pulih Cepat Bangkit Kuat Jika Semua Bersinergi

Avatar admin | August 18, 2022

Yogyakarta (17/08/2022) – Wakil Gubernur DIY KGPAA berharap momentum peringatan HUT ke-77 RI semakin memperkuat jalinan sinergi antara Pemda DIY, para stakeholder, dan seluruh elemen masyarakat.

“Tentu pada kesempatan yang baik ini harapannya senada dengan nasional untuk pulih lebih cepat dan bangkit lebih kuat. Pemda DIY tak bisa sendirian, seluruh elemen masyarakat bersama stakeholder harus dapat bekerja sama. Mari kita jaga Jogja untuk pulih lebih cepat dan bangkit lebih kuat,” jelas Paku Alam X mewakili Gubernur DIY, Rabu (17/08) usai mengikuti secara daring Upacara Detik-detik Proklamasi di Istana Negara, Jakarta.

Wagub DIY mengikuti jalannya upacara bersama Ketua DPRD DIY, jajaran Forkominda DIY dan Sekretaris Daerah DIY Kadarmanta Baskara Aji di Gedhong Pracimosono, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta. Sebelumnya, Sri Paduka bertindak sebagai Inspektur Upacara Bendera Peringatan HUT ke-77 RI di Istana Kepresidenan Yogyakarta.

Selain harapan dari Sri Paduka, Ketua DPRD DIY Nuryadi, juga menyampaikan harapan bahwa DPRD DIY selaku wakil rakyat, akan terus memaksimal tiga fungsi yakni legislasi, anggaran, dan pengawasan. “Kemarin Bapak Presiden (Joko Widodo) juga sudah sampaikan. Jadi apapun yang diinginkan pusat, akan kami dukung. Kami punya ciri selalu mengedepankan prinsip gotong royong, bagaimanapun Jogja berkeinginan untuk menjadi yang lebih baik dari sebelumnya,” harap Nuryadi.

Tepat pukul 10.10 WIB, dentuman 17 meriam menandai dimulainya upacara di Istana Merdeka, Jakarta. Upacara dipimpin langsung Presiden Republik Indonesia Joko Widodo sebagai Inspektur Upacara, yang hadir didampingi ibu negara Iriana Joko Widodo. Presiden dan istri mengikuti upacara dengan mengenakan pakaian adat dari Buton, Sulawesi Tenggara. Sementara, Wakil Presiden RI KH Ma`ruf Amin yang juga hadir bersama istri mengenakan pakaian adat Provinsi Banten.

Pada kesempatan kali ini, bertindak sebagai Komandan Upacara yakni Kolonel Laut (P) Andike Sry Mutia. Untuk Perwira Upacara ialah Brigadir Jenderal TNI Novi Helmy Prasetya. Agenda upacara dilanjutkan dengan mengheningkan cipta dan dilanjutkan Presiden RI yang membacakan naskah proklamasi 17 Agustus 1945, sebagaimana naskah yang dibacakan Bapak Proklamator RI Ir. Soekarno.

Seusai pembacaan naskah proklamasi, dilakukan pengibaran bendera Sang Saka Merah Putih oleh tim Paskibraka 2022 “Pancasila Tangguh”. I Dewa Ayu Firsty Meita Dewanggi, siswa SMA Negeri 2 Kudus, Jawa Tengah terpilih sebagai pembawa bendera Merah Putih. Pengibaran bendera dan seluruh agenda upacara berlangsung khidmat dan tetap sesuai dengan protokol kesehatan yang pencegahan Covid-19.

Seusai pengibaran bendera dilakukan, Presiden Joko Widodo bersama seluruh tamu undangan menyaksikan fly pass jet tempur F-16/Fighting Falcon persembahan TNI Angkatan Udara yang diterbangkan langsung dari Skuadron Udara 3, Lanud Iswahyudi. Tim 14 jet tempur berjuluk “Garuda Flight” yang dipimpin Kapten (Pnb) I Putu Satria Kedaton, melintas kawasan Istana Merdeka dengan formasi 77 yang menandakan usia Republik Indonesia.

Selain rangkaian jet tempur F-16, rangkaian helikopter dari TNI-Polri ‘Nusantara Flight’ yang dipimpin Letkol (Pnb) Immanuel Simarmata juga melintas di langit istana dengan membentuk Giant Flight Formation. Tak hanya fly pass, kemeriahan perayaan HUT ke-77 RI juga disajikan kesenian khas nusantara. Jajaran menteri, mantan presiden RI, para duta besar negara sahabat, perwakilan pemerintah provinsi DKI Jakarta, serta tamu undangan tampak meramaikan peringatan HUT ke-77 RI dari Istana Negara.

DIY Terpilih Sebagai Pengisi Kesenian, Gubernur DIY Jadi Tamu Kehormatan

Selain fly pass, agenda Upacara Peringatan Detik-detik Proklamasi di Jakarta juga dimeriahkan penampilan Gita Bahana Nusantara dan grup kesenian asal Kabupaten Gunungkidul, DIY yang membawakan kesenian Rinding Gumbeng.

Oleh karenanya, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X mendapat undangan sebagai tamu kehormatan untuk mengikuti jalannya upacara serta menyaksikan penampilan Rinding Gumbeng dari Istana Merdeka, Jakarta, bersama Presiden RI Joko Widodo serta segenap menteri dan tamu undangan.

Kesenian Rinding Gumbeng berasal dari Ngawen, Gunungkidul telah ditetapkan sebagai salah satu Warisan Budaya Takbenda oleh Kementerian Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI dengan nomor registrasi 201700512 tahun 2017. Kata ‘Rinding’ sendiri berasal dari Bahasa Jawa dan disebut rinding karena apabila dibunyikan menimbulkan efek merinding (meremang bulu kuduk). Menurut Moertjipto, 1990:62, musik rinding merupakan kesenian asli rakyat yang hidupnya pun berada di tempat yang terpencil (pelosok).

Gumbeng merupakan alat musik tradisional yang berasal dari Daerah Karangmojo, Gunungkidul. Alat musik ini disebut ‘gumbeng’ karena bentuknya yang menyerupai tabung atau pohon bambu. Seperti halnya makna musik ‘Rinding’, makna alat musik ‘gumbeng’ adalah seni asli dari rakyat kecil yang hidup di daerah terpencil (Moertjipto, 1990: 79). Pada zaman dahulu, aktivitas musik tradisional Rinding Gumbeng ini merupakan iringan dalam upacara ritual adat panen padi. Pemain Rinding Gumbeng terdiri dari 10 hingga 25 orang yang mengenakan kostum sederhana.

Seiring berjalannya waktu sekitar tahun 1980-an, rinding perlahan mulai digabungkan dengan ‘Gumbeng’ yang berasal dari daerah Karangmojo, Gunungkidul, sehingga terciptalah kesenian musik tradisional Rinding Gumbeng. Para seniman Rinding Gumbeng berusaha membuat alat musik pengiring yang menyerupai seperangkat alat musik gamelan dan juga angklung. Alat musik dari bambu yang telah dibuat sebagai pelengkap musik tradisional Rinding Gumbeng yaitu gong, kendang, dan kecrek.

Kesenian ini tampil sebagai pengisi acara di Upacara Peringatan Detik-detik Proklamasi di Istana Merdeka dengan membawakan tiga buah lagu yakni Rayuan Pulau Kelapa, Sepasang Mata Bola, dan Indonesia Pusaka.

(HUMAS DIY)

Click to rate this post!
[Total: 0 Average: 0]